Laporan Keuangan dan Pasar Keuangan

Senin, 08 September 2014
Laporan Keuangan
Dalam sebuah perusahaan, keuangan adalah hal yang sangat vital. Segala sesuatu yang dilakukan dalam perusahaan selalu berkaitan dengan uang atau keuangan.  Selain itu kondisi keuangan seringkali digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan. Disinilah manajer keuangan mempunyai kedudukan paling penting bagi perusahaan. Manajer keuangan mengelola dan membuat keputusan tentang keuangan dalam suatu perusahaan dengan baik, bijak dan efisien. Apakah keputusan yang hendak diambil akan berpengaruh buruk atau baik terhadap keuangan perusaan dimasa yang akan datang? Oleh karena itu perlu kiranya bagi semua jenis perusahaan untuk mengawasi jalannya keuangan dalam perusahaan dengan cara menyusun laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada satu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang di susun dalam sebuah perusahaan memakai prinsip-prinsip akuntansi. Laporan keunagan menurut prinsip akuntansi ada empat yaitu laporan neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan modal. Laporan keuangan berguna dalam menyediakan inforamasi tentang keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan dalam perusahaan yang digunakan untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan juga memiliki 4 fungsi penting dalam perusahaan, yaitu fungsi investasi (alocation of founds), fungsi pendanaan atau disebut pembelanjaan pasif, fungsi dalam keputusan modal kerja dan fungsi dalam kebijakan deviden. Selain fungsi yang penting, laporan keuangan juga memiliki tujuan utama yang sangat penting. Tujuan dari adanya laporan keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan dalam mengalokasikan dana yang akan dibuat serta melaporkan setiap perubahan keuangan dalam satu periode akuntansi pada suatu perushaan tersebut. Namun, menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Para pemakai laporan keuangan antara lain adalah investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelaanggan, pemerintah, dan masyarakan secara umum.
Setelah penjelasan tentang pentingnya laporan keuangan dalam suatu perusahaan, berinjak pada laporan yang paling sering digunakan dalam laporan keuangan. Laporan tersebut adalah laporan neraca. Laporan ini merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aset = total liabilitas + ekuitas pemilik. Aset merupakan sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan liabilitas merupakan kebalikan dari aset, yaitu utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang untuk pihak lain. Ekuitas merupakan modal atau kekayaan perusahaan yang terdiri dari selisih jumlah aktiva dikurangi dengan pasiva. Di dalam sebuah laporan keuangan terdapat beberapa komponen, yaitu :
1.      Aktiva Lancar yang meliputi Kas, Persediaan, Piutang, Perlengkapan
2.      Aktiva Tetap yang meliputi Peralatan, Gedung, Tanah, Kendaraan, Mesin
3.      Utang Lancar yang meliputi Utang Dagang, Utang Gaji, dll
4.      Utang Jangka Panjang meliputi utang obligasi, dll
5.      Modal yang meliputi modal sendiri, maupun modal dari orang lain.
Dalam kaitannya dengan modal, suatu perusahaan dikatakan dalam kondisi aman, maksudnya mempunyai resiko rendah apabila, modal yang dipakai dalam usahanya adalah modal sendiri, dan modal tersebut harus lebih besar daripada utang yang dilakukan oleh perusahaan. Berikut ini merupakan contoh bentuk susunan dalam laporan neraca:

Laporan Neraca
Aktiva                                                                                                Pasiva
Aktiva Lancar:
    Kas                                         xxx
    Piutang                                xxx
    Persediaan                          xxx
Total Ktiva Lancar                xxx

Aktiva Tetap:
    Tanah                                   xxx
    Bangunan                           xxx
    Mesin                                     xxx
Total Aktiva Tetap               xxx
Hutang Lancar                           xxx
Hutang Jangka Panjang         xxx



Modal                                            xxx
Total Aktva                               xxx             Total Pasiva                                  xxx

Unsur-unsur penting yang bersangkutan dengan Laporan Neraca:
1        Aktiva merupakan struktur kekayaan dalam Laporan Keuangan
2        Pasiva merupakan struktur keuangan dalam Laporan Keuangan
3        Penyusunan Aktiva merupakan salah satu bentuk dari fungsi investasi atau fungsi pengalokasian
4        Penyusunan Pasiva merupakan salah satu bentuk dari fungsi pendanaan
5        Modal sendiri = Aktiva Tetap + Persediaan

Suatu manajer keuangan harus memperhatikan likuidasi. Manajer keuangan harus memperhatikan nilai likuidasi dalam perusahaan. Likuidasi sendiri merupakan pembubaran perusahaan oleh likuidator dan sekaligus pemberesan dengan cara penjualan harta perusahaan, penagihan piutang dan penyelesaian sisa harta atau utang diantara para pemilik. Jadi disini, manajer keuangan harus membuat perusahaan yang dikelolanya mempunyai likuiditas yang tinggi. Adapun hal-hal yang dapat memepengaruhi likuidasi adalah:
1.      LIKUIDITAS
Likuiditas adalah . Aspek likuditas berguna untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya atau hutang lancar. Likuiditas ini diukur menggunakan Rasio. Rasio yang sering dipakai dalam likuiditas ini adalah Current Rasio (CR). Current Rasio ini memiliki rumus Aktiva Lancar dibagi dengan Hutang Lancar, lalu dikalikan dengan 100%. Contoh-contoh dalam mengukur Current Rasio, yaitu:
Perusahaan “A”
Laporan Neraca
Aktiva                                                                                                Pasiva
Aktiva Lancar:
    Kas                                   25.000
    Piutang                          50.000
    Persediaan                  150.000
Total Ktiva Lancar         225.000

Aktiva Tetap:
    Tanah                             50.000
    Bangunan                    100.000
    Mesin                              150.000
Total Aktiva Tetap         300.000
Hutang Lancar                     20.000
Hutang Jangka Panjang   55.000



Modal                                     450.000
Total Aktva                       525.000             Total Pasiva                          525.000
            Current Ratio           = AL/HL x 100%
                                                = 225.000/20.000 x 100%
                                                = 1125%
Jadi, setiap 1 Rupiah Hutang Lancar, dijamin oleh 11,25 Hutang Lancar.
Dalam hal ini, berarti perusahaan mengalami overlikuid, karena Likuiditas normal adalah yang memiliki Current Rasio 200%. Likuiditas itu normalnya adalah 200% (maksimal 200%) jadi perusahaan tersebut mengalami overlikuiditas. Konsekuensinya akan :
2        Oppurtunity Cost artinya
Pada perusahaan “A” aktiva tidak dapat diproduktivitas dengan baik maka tejadi overlikuiditas
3        Inflation Cost artinya
Pada perusahaan “A” daya beli terhadap barang turun, harus banyak uang agar mendapatkan barang tersebut. Contoh :
Membeli nasi goreng yang dulunya harga 500 sekarang harganya menjadi 5000.

Tugas seorang manajemer keuangan adalah menormalkan likuiditas suatu perusahaan dengan cara:
·         Hutang jangka panjang – hutang lancar (hutang jangka panjang dikurangkan, berapa jumlah yang dikurangkan tadi ditambahkan ke hutang lancar).
·         Aktiva lancar dialihkan pada aktiva tetap. Sama seperti hutang jangka panjang dan hutang lancar diatas.
·         Modal sendiri dikurangi prive (modal yang masuk diambil untuk keperluan pribadi).

Modal kerja perusahaan “A”
Modal kerja             =          Aktiva Lancar - Hutang Lancar
                                   =          225.000 – 20.000
Modal kerja            =          205.00
Jadi, 20.000            :           205.000
1                  :           10,25                 
Perubahan neraca agar perusahaan tidak overlikuiditas:
Perusahaan “A”
Laporan Neraca
Aktiva                                                                                                Pasiva
Aktiva Lancar:
    Kas                                      5.000
    Piutang                            25.000
    Persediaan                      75.000
Total Ktiva Lancar           105.000

Aktiva Tetap:
    Tanah                             50.000
    Bangunan                    100.000
    Mesin                              170.000
Total Aktiva Tetap         320.000
Hutang Lancar                      30.000
Hutang Jangka Panjang   45.000



Modal                                    450.000
Prive                                     (100.000)
Total Aktva                       425.000             Total Pasiva                         425.000

Mengapa neraca diatas mengalami perubahan? Apa saja yang berubah dalam neraca diatas?
Hal ini dilakukan karena adanya overlikuiditas suatu perusahaan, yang dirubah dalam neraca diatas adalah:
·         Aktiva lancar dikurangi kasnya sebanyak 20.000 dan dimasukkan ke dalam mesin
·         Persediaan berkurang menjadi 75.000
·         Piutang dikurangi 75.000
·         Hutang jangka panjang dikurangi 10.000 di tambahkan ke hutang lancar
·         Modal dikurangi prive sebanyak 100.000.
Hal-hal tersebutlah yang harus dilakukan perusahaan agar tidak overlikuiditas.
Misalnya :
current ratio = 350 % (1 : 3,5) angka ini dalam modal
   kerja ideal.
Namun, manajer kauangan membuat kebijakan baru dengan menetapkan current ratio normal adalah 300% sehingga,
Aktiva Lancar + x / Hutang Lancar + x      =          3 / 1
105.000 + x / 30.000 + x     =          3 / 1
105.000 + x   =          90.000 + 3x
105.000 – 90.000     =          3x – x
15.000            =          2x
7.500              =          x
Lalu, meningkatkan persediaannya dengan cara :
Persediaan dan hutang lancar masing-masing ditambahkan 7500 hasil dari current ratio yang 300% tadi sehingga :
Persediaan menjadi                      :             82.500
Total aktiva lancar menjadi       :           112.500
            Hutang lancar menjadi                :            37.500
SEHINGGA :
Total Aktiva Lancar / Total Hutang Lancar    =          112.500 / 37.500
                                                                                    =          3
            Hal ini sudah bisa membuktikan bahwa manajer keuangan bisa menggunakan rumus tersebut dalam menormalkan Current Rasionya.

2.      SOLVABILITAS
Solvanilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya, jika perusahaan dilikuidasi.
Rumus dalam Solvabilitas ini adalah :
Solvabilitas   =          Total Aktiva / Total Hutang x 100%

Contoh langsung menggunakan data neraca paling awal :
            Solvabilitas   =          525.000 / 75.000 x 100%
                                    =          700%
Atau
            525.000          :           75.000
                        7          :           1
Excess Value           =          Total aktiva – total hutang
                                    =          525.000 – 75.000
                                    =          450.000
450.000 itulah yang dimaksud dengan excess value dimana excess value adalah nilai sisa aktiva yang akan dibagikan kepada para pemegang saham. Hal tersebut disebut Residen Claim.
(Pertumbuhan aktiva harus lebih tinggi dari pertumbuhan hutang).
Untuk meningkatkan Ratio Solvabilitas caranya :
·         Menambah aktiva dengan membayar hutang dan menambah modal sendiri.

3.      RENTABILITAS
Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan tidak bisa diukur dengan neraca namun mengunakan  laporan selanjutnya yaitu laporan laba-rugi. (hal ini berarti kemampuan perusahaan untuk efisiensi aset-aset). Rentabilitas ada 2 macam yaitu :
·         Rentabilitas Ekonomi
Cara mencari rentabilitas ekonomi ini dengan :
Rentabilitas              =          EBIT (Laba Usaha) / Total Modal + Hutang

·         Rentabilitas Usaha
Cara mencari rentabilitas usaha ini dengan     :
Rentabilitas              =          EAT / MODAL SENDIRI
PERUSAHAAN “A”
LAPORAN LABA-RUGI

Penjualan                                                    1.200.000
HPP                                                                   800.000
Laba kotor                                                      400.000
Beban-beban                                                100.000
EBIT/laba Usaha                                            300.000
                                                                                          5.500
EBT                                                                     294.500
Tax (10 %)                                                          29.450
EAT                                                                    265.050

Rentabilitas Ekonomi        =          EBIT / Total Hutang dan Modal x100%
                                                =          300.000 / 525.000 x 100%
                                                =          57%
Rentabilitas Usaha             =          EAT / Modal Sendiri x 100%
                                                =          265.000 / 450.000 x 100%
                                                =          58,9 %

Rentabilitas dipengaruhi oleh provit margin dan turn Over

·         Provit Margin
Provit Margin          =          EBIT / Penjualan
                                   =          300.000 / 1.200.000

EBIT dipengaruhi oleh penjualan dan dipengaruhi oleh biaya.

·         Turn Over
Turn Over                 =          Penjualan / Total Aset Oerasional
                                   =          1.200.000 / 525.000
Total aset operasional dipengaruhi oleh modal kerja yaitu
Kas, piutang, persediaan serta aktiva tetap

·         Rentabilitas Ekonomi                  :           57 %
Dari sisi Provit Margin
1.200.000 – 900.000           =          300.000
300.000 / 1.200.000           =          0,25

Dari sisi Turn Over
1.200.000 / 525.000           =          2,28

JADI,             0,25 x 2,28     =          0,57 x 100 %
=         57 %

Pasar Keuangan
            Pasar keuangan adalah mekanisme pasar yang memungkinkan bagi seorang atau kelompok orang untuk dengan mudah dapat melakukan transaksi penjualan dan pembelian dalam bentuk sekuritas keuangan (seperti saham dan obligasi). Sekuritas sendiri merupakan surat hutang yang dapat dengan cepat dijadikan uang atau kas, ini maksudnya bahwa sekuritas adalah surat hutang yang dapat dijual dengan cepat, karena sekuritas memiliki sifat yang likuid. Dalam dunia keuangan, pasar keuangan ini meliputi:
a.     Penjual saham dalam memperoleh modal melalui pasar modal
b.     Pengalihan atas risiko pada transaksi pasar deriatif
c.     Perdagangan internasional melalui pasar valuta asing

A.      Definisi Pasar Keuangan
Pasar keuangan juga memiliki beberapa definisi, yaitu:
a.     Pasar keuangan merupakan suatu sistem pasar yang memfasilitasi terjadinya perdagangan antar produk dan turunan keuangan seperti misalnya bursa efek yang memfasilitasi perdagangan saham, obligasi dan waran
b.     Pertemuan antara pembeli dan penjual untuk memperdagangkan produk keuangan dalam berbagai cara termasuk penggunaan bursa efek, secara langsung antara penjual dan pembeli (over the counter)

B.        Jenis-jenis Pasar Keuangan
Jenis-jenis pasar keuangan dapat dibagi menjadi beberapa sub, yaitu :
a.     Pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi lagi menjadi:
1.      Pasar saham yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham
2.      Pasar obligasi yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham dan merupakan sarana perdagangan saham
b.     Pasar komoditi yang memfasilitasi perdagangan komoditi
c.     Pasar keuangan yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan investasi
d.     Pasar derivatif yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk mengelola risiko keuangan
e.     Pasar berjangka, yang merupakan sarana menyediakan stadarisasi kontrak berjangka bagi perdagangan suatu produk pada suatu tanggal dimasa mendatang
f.        Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko
g.     Pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing

C.      Manfaat Pasar Keuangan
            Tanpa adanya pasar keuangan ini maka peminjam uang (kreditur) akan mengalami kesulitan dalam menemukan debitur yang bersedia untuk memberikan pinjaman kepadanya. Pengantara seperti bank membantu dalam melakukan proses ini, dimana bank menerima deposito dari nasabahnya yang memiliki uang untuk ditabung dan kemudian bank dapat meminjamkan uang ini kepada orang yang berniat untuk meminjam uang. Bank biasanya memberikan pinjaman uang dalam bentuk kredit dan kredit pemilikan rumah.

            Berikut ini ilustrasi yang menjelaskan hubungan antara pasar keuangan dan peminjam serta pemberi pinjaman :
Hubungan antara peminjam dan pemberi pinjaman
Pemberi
Pinjaman
Perantara
Keuangan
Pasar
Keuangan
Pemnijam
Individu
Perusahaan
Bank
Perusahaan
Asuransi
Dana Pensiun
Reksadana
Antarbank
Bursa Efek
Pasar Uang
Pasar Obligasi
Valuta Asing
Individu
Perusahaan
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Perusahaan publik

1.      Pemberi Pinjaman
Individu tidak pernah menganggap dirinya sebagai pemberi pinjaman namun mereka meminjam sejumlah uang kepada pihak lainnya dalam berbagai cara seperti :
1        Menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan atau deposito di bank
2        Menjadi peserta program dana pensiun
3        Investasi dalam obligasi pemerintah
4        Investasi dalam saham perusahaan
Perusahaan cenderung menjadi peminjam untuk permodalannya. Apabila perusahaan mengalami kelebihan dana tunai yang tidak digunakan dalam jangka waktu pendek maka mereka meminjamkan uang tersebut melalui pasar pinjaman jangka pendek yang disebut pasar uang.
2.      Peminjam
Individu meminjam uang melalui kredit bank untuk kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek guna pembiayaan pembelian rumah.
Perusahaan meminjam uang untuk membantu kebutuhan jangka pendek maupun jangka panjang guna perputaran dananya maupun untuk pengembangan bisnis.
Pemerintah seringkali menghadapi suatu masalah dimana pengeluaran mereka lebih besar daripada pemasukan pajaknya, maka guna menutupi kekurangan ini, dibutuhkan pinjaman. Pemerintah juga melakukan pinjaman bagi keperluan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah daerah, otoritas setempat dan sektor publik lainnya. Peminjaman ini dilakukan dengan cara penerbitan obligasi pemerintah.
Pemerintah daerah dapat meminjam atas nama daerahnya sebagaimana halnya dengan penerimaan pinjaman dari pemerintah pusat.
Badan usaha milik negara dan perusahaan publik biasanya termasuk industri nasional dan layanan publik seperti perusahaan kereta api, pos, perusahaan listrik negara, air minum dan perusahaan penyedia layanan publik lainnya.

Daftar Referensi
Arthur, dkk. 2010. Manajemen Keuangan Prinsip dan Penerapan. Jakarta: PT. INDEKS
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pasar_Keuangan diakses pada tanggal 7 September 2014
Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta


0 komentar:

Posting Komentar