Nama : Umi Latifah
Off : A
NIM : 130411604492
Jurusan :
Manajemen
Prodi : S1 Pendidikan Tta Niaga
Simulasi Likuiditas dan Rentabilitas
Soal !
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 135.000
Rp 265.000
Rp 500.000
Rp 75.000
Rp 125.000
Rp 50.000
Rp 250.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Simulasikan Laporan Neraca
diatas dengan ketentuan sebagai berikut :
a.
CR maksimal 300% !
b.
CR minimal 550% !
c.
Jika persediaan dan hutang lancar bertambah, serta CR
yang diminta adalah 200% !
d.
Carilah Rentabilitasnya !
JAWABAN !!
Sebelum menyelesaikan
soal-soal di atas, perlu diketahui bahwa rumus untuk mencari Current Rasio
adalah :
CR = ∑Aktiva Lancar / ∑Hutang Lancar × 100%
a.
CR maksimal 300%
Dengan ketentuan CR maksimal 300%, maka seorang manajer
keuangan dapat melakukan beberapa hal, yaitu :
1.
Simulasi pertama :
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 35.000
Rp 165.000
Rp 300.000
Rp 175.000
Rp 125.000
Rp 150.000
Rp 450.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam neraca tersebut, seorang manajer keuangan telah
mengotak-atik keuangannya dengan menagih piutang sebesar Rp100.000.000,00 dan
mempergunakan uang tersebut untuk membeli sebuah tanah. Manajer keuangan juga
mengeluarkan persediaan yang masih dimiliki perusahaan sebesar Rp100.000.000,00
untuk membeli sebuah etalase baru. Sehingga, Current Rasio yang dimiliki
perusahaan tersebut dapat mencapai tidak lebih dari 300%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
300.000/100.000 × 100%
=
3 × 100%
=
300%
2.
Simulasi kedua
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 50.000
Rp 35.000
Rp 200.000
Rp 285.000
Rp 140.000
Rp 225.000
Rp 100.000
Rp 465.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi kedua laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan mengeluarkan kas yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp50.000.000,00 dan mempergunakan uang tersebut
untuk membeli sebuah etalase. Manajer keuangan juga menagih piutang sebesar
Rp100.000.000,00 untuk membeli sebuah bangunan. Lalu, perusahaan tersebut juga
menggunakan persediaannya dengan membeli sebuah tanah sebesar Rp65.000.000,00.
Sehingga, Current Rasio yang dimiliki perusahaan tersebut dapat mencapai tidak
lebih dari 300%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
285.000/100.000 × 100%
=
2,85 × 100%
=
285%
3.
Simulasi Ketiga
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 75.000
Rp 55.000
Rp 45.000
Rp 175.000
Rp 295.000
Rp 150.000
Rp 130.000
Rp 575.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi ketiga laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan mengeluarkan kas yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp25.000.000,00 dan mempergunakan uang tersebut
untuk membeli sebuah bangunan. Manajer keuangan juga menagih piutang sebesar
Rp80.000.000,00 untuk membeli sebuah etalase baru. Lalu, perusahaan tersebut
juga menggunakan persediaannya dengan membeli sebuah tanah sebesar Rp220.000.000,00.
Sehingga, Current Rasio yang dimiliki perusahaan tersebut dapat mencapai tidak
lebih dari 300%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
175.000/100.000 × 100%
=
1,75 × 100%
=
175%
4.
Simulasi keempat
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 25.000
Rp 125.000
Rp 150.000
Rp 300.000
Rp 190.000
Rp 135.000
Rp 125.000
Rp 450.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi ketiga laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan mengeluarkan kas yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp75.000.000,00 dan mempergunakan uang tersebut
untuk membeli sebuah etalase baru. Manajer keuangan juga menagih piutang sebesar
Rp10.000.000,00 untuk membeli sebuah bangunan. Lalu, perusahaan tersebut juga
menggunakan persediaannya dengan membeli sebuah tanah sebesar Rp115.000.000,00.
Sehingga, Current Rasio yang dimiliki perusahaan tersebut dapat mencapai tidak
lebih dari 300%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
300.000/100.000 × 100%
=
3 × 100%
=
300%
b.
CR minimal 550%
Dengan ketentuan CR minimal 550%, maka seorang manajer
keuangan dapat melakukan beberapa hal, yaitu :
- Simulasi pertama
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 150.000
Rp 135.000
Rp 265.000
Rp 550.000
Rp 75.000
Rp 75.000
Rp 50.000
Rp 200.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi pertama laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan menjual bangunan yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp50.000.000,00 dan memasukkan uang tersebut ke
dalam kas. Dengan penjualan tersebut, akhirnya Current Rasio dalam perusahaan
tersebut dapat mencapai lebih dari 550%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
550.000/100.000 × 100%
=
5,5 × 100%
=
550%
2.
Simulasi Kedua
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 125.000
Rp 145.000
Rp 285.000
Rp 555.000
Rp 50.000
Rp 115.000
Rp 30.000
Rp 195.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi pertama laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan menjual tanah yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp25.000.000,00 dan memasukkan uang tersebut ke
dalam kas. Manajer juga menjual bangunannya kepada pembeli dengan hutang dan
menjadi piutang sebesar Rp10.000.000,00. Lalu, perusahaan juga menjual etalase
yang mengakibatkan bertambahnya persediaan sebesar Rp20.000.000,00. Dengan
penjualan asset-asset perusahaan tersebut, akhirnya Current Rasio dalam
perusahaan tersebut dapat mencapai lebih dari 550%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
555.000/100.000 × 100%
=
5,55 × 100%
=
555%
- Simulasi ketiga
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 135.000
Rp 200.000
Rp 300.000
Rp 635.000
Rp 10.000
Rp 90.000
Rp 15.000
Rp 115.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi pertama laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan menjual etalase yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp35.000.000,00 dan memasukkan uang tersebut ke
dalam kas. Manajer juga menjual sebagian tanahnya kepada pembeli dengan hutang dan
menjadi piutang sebesar Rp65.000.000,00. Lalu, perusahaan juga menjual bangunan
yang mengakibatkan bertambahnya persediaan sebesar Rp35.000.000,00. Dengan
penjualan asset-asset perusahaan tersebut, akhirnya Current Rasio dalam
perusahaan tersebut dapat mencapai lebih dari 550%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
635.000/100.000 × 100%
=
6,35 × 100%
=
635%
- Simulasi keempat
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 115.000
Rp 150.000
Rp 300.000
Rp 565.000
Rp 60.000
Rp 110.000
Rp 15.000
Rp 185.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Dalam simulasi pertama laporan neraca tersebut, seorang
manajer keuangan telah mengotak-atik keuangannya dengan menjual tanah yang
dimiliki perusahaan sebesar Rp15.000.000,00 dan memasukkan uang tersebut ke
dalam kas. Manajer juga menjual bangunannya kepada pembeli dengan hutang dan
menjadi piutang sebesar Rp15.000.000,00. Lalu, perusahaan juga menjual etalase
yang mengakibatkan bertambahnya persediaan sebesar Rp35.000.000,00. Dengan
penjualan asset-asset perusahaan tersebut, akhirnya Current Rasio dalam
perusahaan tersebut dapat mencapai lebih dari 550%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
565.000/100.000 × 100%
=
5,65 × 100%
=
565%
c.
Jika persediaan dan hutang lancar bertambah, serta CR
yang diminta adalah 200%
Dalam
ketentuan tersebut, manajer keuangan harus menghitung berapa banyak dana yang
ditambah dalam persediaan dan hutang lancar hingga Current Rasio yang dimiliki
perusahaan tersebut menjadi 200%.
Langkah-langkah
yang harus digunakan adalah menghitung pertambahannya dengan rumus:
∑Aktiva Lancar + x / ∑Hutang Lancar + x = 2/1
Untuk angka 2/1 itu adalah syarat yang ditentukan karena
meminta 200%. Jika yang diminta adalah 300%, maka angka tersebut menjadi 3/1
begitupun jika 500%, maka 5/1. Lalu langkah kedua adalah menambahkan persediaan
dan hutang lancar sesuai hasil hitungan langkah pertama, dan setelah itu, menghitung
Current Rasio, maka hasilnya akan menjadi 200%. Lebih jelasknya, mari kita
lihat pembuktiannya dalam simulasi-simulasi berikut :
1.
Simulasi pertama
Pada simulasi yang pertama, menggunakan laporan neraca pada soalnya, atau
laporan neraca awal.
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 135.000
Rp 265.000
Rp 500.000
Rp 75.000
Rp 125.000
Rp 50.000
Rp 250.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
∑Aktiva Lancar = 500.000
∑Hutang Lancar = 100.000
Menghitung langkah pertama :
∑AL + x
/ ∑HL + x = 2/1
500.000
+ x / 100.000 + x = 2/1
500.000
+ x = 200.000 + 2x
500.000
– 200.000 = 2x – x
300.000 = x
Ketemu x-nya yaitu 300.000, maka
persediaan dan hutang lancar harus d tambah Rp300.000.000,00. Laporan neracanya
akan menjadi :
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 135.000
Rp 565.000
Rp 800.000
Rp 75.000
Rp 125.000
Rp 50.000
Rp 250.000
Rp1.050.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 400.000
Rp 50.000
Rp 450.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp1.050.000
|
Setelah itu, mari kita buktikan dengan menghitung Current Rasionya.
Hasilnya akan menjadi 200%, dengan pembuktian :
Current Rasio =
∑AL/∑HL × 100%
=
800.000/400.000 × 100%
=
2 × 100%
=
200%
- Simulasi kedua
Pada simulasi kedua dan seterusnya berikut ini, kita akan
menggunakan neraca perubahan yang telah dimodifikasi oleh manajer keuangan,
kita ambil saja contoh neraca perubahan pada
jawaban a ataupun b di atas.
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 35.000
Rp 165.000
Rp 300.000
Rp 175.000
Rp 125.000
Rp 150.000
Rp 450.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
∑Aktiva Lancar = 300.000
∑Hutang Lancar = 100.000
Menghitung langkah pertama :
∑AL + x
/ ∑HL + x = 2/1
300.000
+ x / 100.000 + x = 2/1
300.000
+ x = 200.000 + 2x
300.000
– 200.000 = 2x – x
100.000 = x
Ketemu x-nya yaitu 100.000, maka
persediaan dan hutang lancar harus d tambah Rp100.000.000,00. Laporan neracanya
akan menjadi :
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 35.000
Rp 265.000
Rp 400.000
Rp 175.000
Rp 125.000
Rp 150.000
Rp 450.000
Rp 850.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 200.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 850.000
|
Setelah itu, mari kita buktikan dengan menghitung Current Rasionya.
Hasilnya akan menjadi 200%, dengan pembuktian :
Current Rasio = ∑AL/∑HL
× 100%
=
400.000/200.000 × 100%
=
2 × 100%
=
200%
- Simulasi ketiga
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 50.000
Rp 35.000
Rp 200.000
Rp 285.000
Rp 140.000
Rp 225.000
Rp 100.000
Rp 465.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
∑Aktiva Lancar = 285.000
∑Hutang Lancar = 100.000
Menghitung langkah pertama :
∑AL + x
/ ∑HL + x = 2/1
285.000
+ x / 100.000 + x = 2/1
285.000
+ x = 200.000 + 2x
285.000
– 200.000 = 2x – x
85.000 = x
Ketemu x-nya yaitu 85.000, maka
persediaan dan hutang lancar harus d tambah Rp85.000.000,00. Laporan neracanya
akan menjadi :
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 50.000
Rp 35.000
Rp 285.000
Rp 370.000
Rp 140.000
Rp 225.000
Rp 100.000
Rp 465.000
Rp 835.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 185.000
Rp 50.000
Rp 235.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 835.000
|
Setelah itu, mari kita buktikan dengan menghitung Current Rasionya.
Hasilnya akan menjadi 200%, dengan pembuktian :
Current Rasio =
∑AL/∑HL × 100%
=
370.000/185.000 × 100%
=
2 × 100%
=
200%
- Simulasi keempat
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 150.000
Rp 135.000
Rp 265.000
Rp 550.000
Rp 75.000
Rp 75.000
Rp 50.000
Rp 200.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
∑Aktiva Lancar = 550.000
∑Hutang Lancar = 100.000
Menghitung langkah pertama :
∑AL + x
/ ∑HL + x = 2/1
550.000
+ x / 100.000 + x = 2/1
550.000
+ x = 200.000 + 2x
550.000 – 200.000 = 2x – x
350.000 = x
Ketemu x-nya yaitu 350.000, maka
persediaan dan hutang lancar harus d tambah Rp350.000.000,00. Laporan neracanya
akan menjadi :
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 150.000
Rp 135.000
Rp 615.000
Rp 900.000
Rp 75.000
Rp 75.000
Rp 50.000
Rp 200.000
Rp1.100.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 450.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp1.100.000
|
Setelah itu, mari kita buktikan dengan menghitung Current Rasionya.
Hasilnya akan menjadi 200%, dengan pembuktian :
Current Rasio =
∑AL/∑HL × 100%
=
900.000/450.000 × 100%
=
2 × 100%
=
200%
d.
Carilah Rentabilitasnya
Aspek yang digunakan dalam rentabilitas bukan hanya
melihat laporan neraca, tetapi juga memerlukan laporan laba/rugi sebagai tolak
ukur tinggi rendahnya rentabilitas suatu perusahaan.
Sebelum kita mencari Rentabilitasnya, berikut adalah
rumus-rumus dalam mencari rentabilitas. Yaitu :
Rentabilitas Ekonomi = EBIT
(laba usaha) / ∑Pasiva × 100%
Rentabilitas Usaha = EAT
/ Modal Sendiri × 100%
Provit Margin = EBIT
/ Penjualan × 100%
Asset Turn Over =
Penjualan / ∑Asset operasional
Provit Margin × Asset Turn Over = Rentabillitas
Ekonomi
1.
Simulasi pertama
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 135.000
Rp 265.000
Rp 500.000
Rp 75.000
Rp 125.000
Rp 50.000
Rp 250.000
Rp 750.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 100.000
Rp 50.000
Rp 150.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 750.000
|
Laporan Laba/Rugi
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|
Penjualan
HPP
Laba Kotor
Biaya-biaya
EBIT (Laba Usaha)
Bunga (i)
EBT
Tax (10%)
EAT
|
Rp 2.100.000
(Rp 1.600.000)
Rp 500.000
(Rp 50.000)
Rp 450.000
(Rp 15.000)
Rp 435.000
(Rp 43.500)
Rp 391.500
|
Dengan menggunakan Laporan Neraca dan Laporan Laba/Rugi di atas, maka :
Rentabilitas Ekonomi = EBIT (laba
usaha) / ∑Pasiva × 100%
=
450.000 / 750.000 × 100%
=
0,6 × 100%
=
60%
Rentabilitas Usaha = EAT /
Modal Sendiri × 100%
=
391.500 / 600.000 × 100%
=
0,6525 × 100%
=
65,25%
Provit Margin = EBIT /
Penjualan × 100%
=
450.000 / 2.100.000 × 100%
=
0,2143 × 100%
=
21,43%
Asset Turn Over =
Penjualan / ∑Asset operasional
=
2.100.000 / 750.000
=
2,8
SEHINGGA diperolehlah rentabilitas usaha yang sama dengan rentabilitas
ekonomi, yaitu :
Provit Margin × Asset Turn Over =
Rentabillitas Ekonomi
21,43% × 2,8 = 60%
2.
Simulasi Kedua
Cara meningkatkan Rentabilitas adalah dengan meningkatkan
penjualan dalam perusahaan tersebut. Berikut ini adalah contoh laporan neraca
dan laporan laba/rugi yang telah dirubah oleh manajer keuangan :
LAPORAN NERACA
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|||
Aktiva
|
Pasiva
|
||
Kas
Piutang
Persediaan
Total Aktiva
Lancar
Tanah
Bangunan
Etalase
Total Aktiva
Tetap
Total AKTIVA
|
Rp 100.000
Rp 150.000
Rp 300.000
Rp 550.000
Rp 150.000
Rp 175.000
Rp 125.000
Rp 300.000
Rp 950.000
|
Hutang :
H. Lancar
H. Jangka Panjang
Total Hutang
Modal :
Modal Sendiri
Total Modal
Total PASIVA
|
Rp 200.000
Rp 150.000
Rp 350.000
Rp 600.000
Rp 600.000
Rp 950.000
|
Kemudian,
seorang manajer keuangan meningkatkan penjualannya sejumlah Rp400.000 tetapi
menekan HPP dan biaya-biayanya seminimal mungkin, sehingga diperoleh laporan
laba/rugi sebagai berikut :
Laporan Laba/Rugi
Perusahaan “A”
(dalam ribuan)
|
|
Penjualan
HPP
Laba Kotor
Biaya-biaya
EBIT (Laba Usaha)
Bunga (i)
EBT
Tax (10%)
EAT
|
Rp 2.500.000
(Rp 1.600.000)
Rp 900.000
(Rp 50.000)
Rp 850.000
(Rp 80.000)
Rp 830.000
(Rp 83.000)
Rp 747.000
|
Rentabilitas Ekonomi = EBIT (laba
usaha) / ∑Pasiva × 100%
=
850.000 / 950.000 × 100%
=
0,89 × 100%
=
89%
Rentabilitas Usaha = EAT /
Modal Sendiri × 100%
=
747.000 / 600.000 × 100%
=
1,245 × 100%
=
124,5%
Provit Margin = EBIT /
Penjualan × 100%
=
850.000 / 2.500.000 × 100%
=
0,34 × 100%
=
34%
Asset Turn Over =
Penjualan / ∑Asset operasional
=
2.500.000 / 950.000
=
2,63
SEHINGGA diperolehlah rentabilitas usaha yang sama dengan rentabilitas
ekonomi, yaitu :
Provit Margin × Asset Turn Over =
Rentabillitas Ekonomi
34% × 2,63 =
89%
Kesimpulan Rentabilitas :
Tugas seorang manajer keuangan adalah meningkatkan atau
memperoleh rentabilitas yang tinggi. Cara meningkatkan rentabilitas suatu
perusahaan adalah meningkatkan jumlah penjualan dalam perusahaan tersebut. Dengan
meningkatnya jumlah penjualan, maka meningkat pula rentabilitasnya. Dapat dilihat dari simulasi 1 dan simulasi 2,
semula pada simulasi 1 memperoleh tingkat rentabilitas sebesar 60% kemudian
pada simulasi 2, manajer keuangan memperbaiki keuangan perusahaan tersebut, dan
memperoleh laporan neraca baru dengan meningkatkan asset operasionalnya, dan
meningkatkan penjualannya, sehingga meningkatkan rentabilitasnya menjadi 89%.
Nilai Waktu Uang (Time Value Of Money)
Apa yang dimaksud dengan nilai waktu uang ?
Nilai waktu uang adalah
suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga
daripada nilai uang dimasa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada
perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaan waktu.
Nilai waktu uang sangat
bermanfaat bagi manajer keuangan karena merupakan salah satu aspek yang
membantu dalam menentukan keputusan pendanaan, serta keputusan investasi
mengenai pengelolaan asset operasional dalam kekayaan perusahaan. Nilai waktu
uang ini juga penting dalam menentukan dan memilih sumber pinjaman yang
dianggap potensial.
Nilai waktu uang juga
membahas mengenai bunga berbunga, yaitu :
a.
Nilai masa yang akan datang (Future Value)
Future value adalah nilai uang dimasa yang akan datang
dari uang yang diterima atau dibayarkan pada masa sekarang dengan
memperhitungkan tingkat bunga setiap periode selama jangka waktu tertentu.
Future Value biasanya di rumuskan :
FV = (1+r)^t
r = tingkat bunga
t = periode waktu
b.
Nilai Sekarang (Present Value)
Present Value adalah nilai uang saat ini untuk nilai tertentu dimasa yang
akan datang, yang akan mempengaruhi nilai masa yang akan datang. Present Value
dirumuskan dengan :
PV = 1 / (1+r)^t
r = tingkat bunga
t = periode waktu
c.
Nilai Masa Datang dan Masa Sekarang (Annuity)
Annuity merupakan suatu rangkaian pembayaran uang dalam
jumlah yang sama, yang terjadi dalam periode waktu tertentu.
FV = Ko
Keterangan :
FV = Future Value
Ko = Arus Kas Awal
r = Rate / tingkat Bunga
n = tahun ke-n
Contoh :
Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10%, maka setelah 1 tahun,
kita akan mendapatkan FV = 1.100.000 rupiah
d.
Nilai Majemuk ( Dibayar 1 kali dalam setahun )
Nilai majemuk adalah nilai yang dibayarkan hanya sekali
dalam 1 tahun. Rumus =
Vn = PO (1+i) n
Keterangan :
Vn = Vuture Value nilai
ke-n
Po = Pinjaman atau tabungan pokok
i = Tingkat suku bunga/
keuntungan disyaratkan
n = Jangka waktu
Nilai majemuk anuitas adalah nilai anuitas yang akan
diterima di waktu yang akan datang pada periode waktu tertentu. Rumusnya adalah
:
Sn = a [ (1+i)n-1+..........+(1+i)1+(1+)0 ]
Keterangan :
a = Jumlah modal (uang) pada awal
periode
Sn = Jumlah yang diterima pada akhir
periode
Referensi
:
Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta
Arthur, dkk.
2010. Manajemen Keuangan Prinsip dan
Penerapan. Jakarta: PT. INDEKS
http://www.manajemenperusahaan.com/nilai-waktu-uang/
(diakses tanggal 13 September 2014)
0 komentar:
Posting Komentar